Thursday, April 25, 2013

Damai, Tapi Bikin Rumit Liga Amatir

Unifikasi atau penyatuan liga, yang menjadi salah satu agenda yang dihasilkan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2013 17 Maret lalu, menjadi sesuatu yang kompleks. Bukan hanya di kompetisi kasta tertinggi, namun untuk level liga amatir dengan jumlah ratusan klub, ternyata jauh lebih sulit.

Jika di Indonesian Super League (ISL) dan Indonesian Premier League (IPL), serta Divisi Utama kedua kompetisi tersebut masih bisa terlihat mana klub yang asli dan tidak, maka di liga amatir rumit. Apalagi jika sudah berbicara tentang promosi-degradasi di liga amatir.

Yang membuat rumit salah satunya adalah, Direktorat Liga Amatir PSSI menetapkan Divisi Satu sampai Tiga dengan kelompok umur yakni, Divisi Satu dengan U-23, Divisi Dua dengan U-21, Divisi Tiga dengan U-19. Sementara Badan Liga Amatir (BLAI) KPSI, kelompok umur baru ada di Divisi Dua dan Tiga.

"Lalu bagaimana menyatukan dua kompetisi amatir yang dari segi aturan umur saja sudah beda? Itu yang menjadi pertanyaan besar. Itu menjadi pekerjaan yang sulit, dan saya masih mencari formula-formula yang tepat, karena harus hati-hati," ujar CEO BLAI, Syauqie Soeratno kepada Okezone.

"Belum lagi karena pakai APBD, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan, terutama kalau akhirnya batal promosi karena liganya sekarang dilebur," terangnya.

Jangan pula mengecilkan peran klub-klub amatir itu, karena setidaknya mereka punya 38 suara ketika PSSI menggelar kongres. Amatir tentu dianggap krusial, dan sangat penting untuk pembinaan pemain muda.

Seperti diketahui, dualisme PSSI kemarin membuatn terjadinya dualisme liga, baik liga profesional maupun amatir. Dan hal inilah yang awalnya membuat rumit. Kalo ISL dan IPL beserta klub-klub dari Divisi Utama kedua kompetisi itu jumlahnya puluhan, maka di liga amatir jumlahnya ratusan. Ketika baru diangkat sebagai Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin juga membubarkan semua badan, termasuk BLAI. Tapi, surat pembubaran tak pernah ada, dan liga amatir PSSI dikelola oleh Direktorat Liga Amatir.

Kompetisi amatir itu memutar tiga divisi: Divisi Satu dengan 66 klub peserta, Divisi Dua dengan 100 klub peserta, dan Divisi Tiga dengan klub peserta tak terhingga, karena berdasarkan kompetisi Pengurus Provinsi. Banyaknya keanehan di liga amatir yang diputar PSSI membuat klub-klub mengeluh. Ketika BLAI diputar KPSI, akhirnya banyak juga klub amatir ikut .

"Jadi, perpecahan sepakbola Indonesia paling terasa itu ya di daerah, dan kompetisi amatir. Bayangkan bagaimana klub-klub amatir yang susah payah ikut kompetisi. Walaupun kompetisi amatir masih diperbolehkan menggunakan dana APBD," papar Syauqie.

"Lalu terus bagaimana nasib kompetisi amatir setelah KLB kemarin? Ya, yang amatir harus langsung digabung tahun ini, kalau ISL dan IPL mereka bergabungnya kan tahun 2014," jelasnya.

Konsep baru piramida kompetisi sepakbola sendiri menjadi: Liga 1 (ISL/IPL), Liga 2 (Divisi Utama), Liga 3 (Divisi Satu), Liga 4 (Divisi Dua), Liga 5 (Divisi Tiga). Persoalannya ada di perbedaan kelompok umur antara Liga Amatir PSSI dengan BLAI. Divisi Satu PSSI memakai aturan U-23,di BLAI bebas usia. Divisi Dua PSSI memakai aturan kelompok umur U-21, Divisi Dua BLAI aturannya U-23, kemudian Divisi Tiga PSSI menggunakan aturan U-19, Divisi Tiga BLAI aturannya U-21.

"Sedangkan dalam peraturan AFC, kompetisi dengan kelompok umur berbeda, tidak boleh disatukan. Banyak juga kasus-kasus yang unik, dan sesungguhnya malah jadi makin sulit, tapi yang penting di sini kita harus tegas," paparnya.

Kasus menimpa beberapa klub liga amatir, seperti misalnya ada kasus salah satu klub yang jadi juara di Divisi Satu PSSI, dan mereka diarak keliling kota karena berhasil promosi ke Divisi Utama, lalu setelah kongres kemarin, bingung dengan adanya unifikasi liga. Belum lagi bagaimana nanti memverifikasi peringkat, itu juga menjadi masalah yang harus diselesaikan.

"Mereka bingung, terus bilang ke saya, 'kalau liga disatukan, bagaimana ngomong ke kota kami, kalau kami nanti batal promosi?', yah saya katakan, segala keputusan nanti tidak bisa menyenangkan semua orang," ungkap Syauqi.

"Ada yang menawari Rp100 juta agar dimasukkan ke Divisi Utama saja, tapi saya tidak bisa, pikiran saya hanya bagaimana menyelesaikan masalah ini. Kalau begitu, yah nanti semuanya mintanya begitu," ungkap Syauqi. 

Tinggalkan Komentarnya Dulur
EmoticonEmoticon