Wednesday, April 10, 2013

Setelah Ketemu Mattalitti, Menpora Berharap Sepakbola Indonesia Tanpa Masalah.

Kaya masalah sepak bola saat ini digadekan aja, emang digadekan dimana kok tanpa masalah. Padahal justru saat ini sepak bola Indonesia memasuki masa yang sangat pelik. Jauh lebih pelik ketimbang sebelumnya. Sepak bola Indonesia tengah berada di masa yang teramat suram. Itu berarti berharap sepak bola tanpa masalah adalah utopia Menpora yang gagal menciptakan kerukunan.
Dengan bertindak memihak salah satu pihak, apakah mungkin dia bisa ngomong agar sepak bola tanpa masalah? Dengan menyingkirkan pihak lain apakah bertanggung jawab ucapan yang menginginkan sepak bola dalam damai?
Jika Roy sudah bertemu Mattalitti dan menanyakan perihal BTN dan turunannya, apakh itu cukup untuk mengharapkan sepak bola tanpa gejolak? Wow, Roy lupa, begiu banyak orang yang ditinggalkan dalam sepak bola, begitu jamak stake holder sepak bola yang lupa disapa. Lha kok bisa-bisanya mengharap sepak bola adem ayem, tentrem, damai.
Ketahuilah, banyak peminat sepak bola yang kini kembali bergerilya. MEREKA SEMUA SEDANG MENANTI GILIRAN untuk kembali menangani sepak bola dengan cara lebih baik, lebih bersih.
Bahwa sesungguhnya kalian, Roy dan KPSI, masih saling berebut tulang-belulang kayak anjing kelaparan. Kalian sendiri masih akan saling sikut, saling berseteru, saling memakan, saling mematikan. Dan kami peminat sepak bola bersih sedang mengamat-amati dari kejauhan. Kami menunggu saat yang tepat untuk masuk kembali untuk mengurus sepak bola agar berjalan lebih baik dan secara bersih.
Kami akan kembali saat kalian menemui kegagalan, saat kalian tak ada yang menang. Karena sejatinya kalian hanya cakar-cakaran tanpa mengerti apa arti yang diperebutkan.
Satu contoh saja  bahwa Anda, Roy, tak bisa melaksanakan omonganmu sendiri. Sampai saat ini masih banyak klub yang belum melunasi gaji para pemain sepak bola. Namun toh kompetisi masih terus kalian jalankan. Itu satu contoh kalian sangat tidak becus mengurus sepak bola. Hal itu tak ada dalam FIFA.

Tinggalkan Komentarnya Dulur
EmoticonEmoticon