Thursday, May 23, 2013

Suporter Sejati (Intelek Tidak Labil)

Sepakbola nasional masih terus diuji. Dengan segala permasalahan yang muncul sekarang, masyarakat banyak dibawa ke dalam konflik. Tak hanya di lapangan, permasalahannya sudah menjurus ke ranah sosial.

Setiap ujian tentu saja diperlukan untuk meningkatkan kualitas. Tentu saja hal tersebut harus diikuti dengan evaluasi menyeluruh. Sehingga dengan demikian, semua yang diharapkan bisa terwujud dengan baik.

Konflik sepakbola nasional kita sebenarnya terjadi antara federasi dan orang-orang yang ‘di-PHK’ dari federasi tersebut. Hal ini menjadi sederhana jika saja tak ada campur tangan dari pihak-pihak lain. Pihak-pihak yang dimaksud antara lain para pengusaha yang mengambil keuntungan dari sepakbola, para politikus korup, dan sampai pada para suporter yang bermacam-macam tingkat pemahaman dan sudut pandangnya.

Sebagai suporter, penulis ingin mengajak kepada semua pecinta bola Indonesia untuk tetap mendukung sepak bola nasional. Janganlah kita terpecah dan mau diadu domba. Biarlah permasalahan itu mendewasakan federasi sepakbola kita. Tugas kita adalah untuk menjadi suporter sejati. Gembira dan bangga ketika tim kita menang. Tetap memberi semangat ketika tim kita kalah. Mudah bukan menjadi suporter itu?

Jika sesama kita saling menghujat, janganlah mengaku sebagai suporter. Karena hal itu tugasnya para penjilat, preman kampung, pengamen nasi bungkus, dan orang-orang egois kacangan. Terlalu rugi jika suporter bertindak seperti itu.

Kesimpulannya: Mari kita jadi suporter sejati. Suporter bukan orang yang menerima bayaran untuk mendukung. Suporter adalah orang yang selalu memberi dukungan, baik moril maupun materil kepada tim.

Jayalah Persatu
SaDaRo
Kabeh Dulurd

Tinggalkan Komentarnya Dulur
EmoticonEmoticon