Wednesday, April 10, 2013

Pergeseran Fungsi Badan Tim Nasional (BTN) dari Versi Roy Suryo

Melihat perkembangan terbaru apa yang terjadi di PSSI saat ini setelah ada pertemuan Rapat kedua PSSI setelah KLB 17 Maret yang lalu yang digelar di Hotel Shangri-La Surabaya, kemarin (9/4) dengan menghasilkan berbagai keputusan,  termasuk diantaranya Menyangkut masalah timnas, seperti dijelaskan Sekjend PSSI Hadiyandra, anggota Exco telah mencapai kesepakatan untuk mencopot jabatan Isran Noor sebagai Ketua BTN. Posisi Isran Noor digantikan oleh Wakil Ketua PSSI, La Nyalla.

“Kami setuju yang memimpin BTN harus dari unsur anggota Exco sendiri. Oleh karena itu, sebagai ketua BTN kami serahkan langsung kepada La Nyalla Mahmud Mattalitti. Untuk struktur ke bawahnya kami mandatkan kepada BTN untuk menyelesaikannya,” ujar Hadiyandra.
Padahal seperti kita ketahui semua,  awal berdirinya Badan Tim Nasional (BTN) ini merupakan sebuah solusi dalam hal mempersatukan segala potensi anak bangsa terkait kesempatan untuk membela Timnas dimana pada waktu itu pihak KPSI bersedia memberikan pemainnya yang berlaga di Liga ISL untuk membela Timnas apabila Timnas dikelola oleh Badan Independen terlepas dari PSSI.
Itu sesuai dengan apa yang dicanangkan Menpora Roy Suryo beserta tim kerjanya, membentuk Badan Tim Nasional (BTN), yang diharapkan bisa memfasilitasi penyatuan para pemain yang berlaga di dua kompetisi (ISL dan IPL), dalam tubuh timnas.
“Kami menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah di tubuh timnas, yaitu akan membuat Badan Tim Nasional atau apapun namanya. Badan tersebut mengatur pemanggilan timnas dan pemain yang terdiri dari para pengurus PSSI dan PSSI KLB Ancol yang berkompeten menangani timnas,” ujar Roy Suryo kepada wartawan.
Dan kalau kembali kita menyoal mengenai keberadaan BTN dengan kondisi yang ada sekarang tentunya keberadaannya sudah tidak ada urgensinya / diperlukan lagi mengingat situasi dan kondisi yang sudah jauh berbeda dibanding saat sebelum adanya kesepakatan damai 27 Februari dan dilanjut dengan Kongres Luar Biasa PSSI tanggal 17 Maret yang lalu.
Bahkan pada awal berdirinya dulu sudah pernah menjadi polemik tentang keberadaan BTN ini dimana pada saat itu  Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz yang menghargai upaya pihak Kemenpora dalam rangka menyelesaikan konflik dua kubu PSSI yang diawali dari sisi timnas. Tapi  juga sekali gus menyatakan pembentukan timnas tetap berada di bawah yurisdiksi induk organisasi sepak bola Indonesia, sedangkan BTN tidak ada dalam struktur organisasi
“Timnas jelas di bawah yurisdiksi PSSI. Dalam statuta PSSI memang disebutkan soal BTN, tapi tidak dipaparkan secara jelas mengenai struktur organisasi serta tugasnya. Yang jelas ada hanya Komisi Ad Hoc Timnas dengan tugas mengembangkan pemain-pemain timnas dari usia dini,” tegas Halim, di Kantor PSSI.
Selang beberapa waktu kemudian muncul Surat keputusan pengangkatan Isran Noor bernomor SKEP/08/JAH/I-2013 bertanggal 11 Januari 2013 dan ditandatangani Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Dalam SK itu dijelaskan penunjukan Isran Noor didasarkan pada rapat Exco PSSI yang digelar 4 dan 27 Desember 2012.
Sampai pada akhirnya muncul polemik di BTN setelah adanya pergantian pelatih Timnas BTN dari Luis Manuel Blanco ke duet Rahmad Darmawan dan Jaksen  F. Tiago beberapa hari menjelang akan berlangsungnya pertandingan Pra Piala Asia antara Timnas Indonesia melawan Arab Saudi,  yang dilakukan tampa sepengetahuan Irsan Noor sebagai ketua BTN,  oleh wakil ketua BTN Herbiansyah setelah berkoordinasi dengan La Nyala sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.
Yang kemudian berbuntut komentar dari Wakil ketua umum terpilih pada KLB 17 Maret lalu, La Nyalla Mattalitti yang mengungkapkan bahwa ketua BTN, Isran Noor harus diganti dari jabatannya karena dinilai tak layak dan tak mengerti tentang dunia sepakbola.
“Isran Noor itu tidak ngerti bola. Kalau mengerti dia tidak akan banyak omong soal internal BTN. Sebab apapun keributan di internal tidak boleh diungkap keluar,” katanya pada Kamis (4/4).
Dan akhirnya semua telah dibuktikan Dalam rapat Exco PSSI yang digelar di Hotel Shangri-La Surabaya, kemarin (9/4) memutuskan untuk memberhentikan Isran Noor dari Ketua BTN.
Sementara itu timbul beberapa tangapan mengenai pergantian ini antara lain dari Direktur Media PSSI, Tommy Arief menyebut bahwa hal ini tak lebih dari sebuah pelecehan. Dia berpendapat bahwa lebih baik Isran Noor didepak saja dari kepengurusan BTN ketimbang dilecehkan sedemikian rupa
“Keputusan ini sangat rapuh. Kepengurusan BTN disahkan oleh Surat Keputusan yang resmi. Tak bisa begitu saja diubah,” ujar Tommy, pada Bola.net.
“Paling tidak, harus dipanggil terlebih dahulu lalu melakukan presentasi mengenai program-program ke depan. Kalau ada yang kurang baru dievaluasi. Ini kita tidak diundang ke Surabaya, tiba-tiba muncul kabar mengejutkan seperti ini. Memang, Pak Isran sempat diminta untuk presentasi. Namun, pada kenyataannya, dia nggak diundang,” Tommy menambahkan.
Adapun tangapan dari Irsan Noor menyangkut keputusan Exco tersebut, “Saya tidak tahu, kalau memang benar demikian, ya terserah saja. Tidak ada masalah bagi saya. Kalau rakyat mendukung, ya silakan,” ujar Isran.
Dan juga menyatakan kalau dirinya tidak mempunyai kepentingan dalam mengurus bola. “Saya tidak memiliki kepentingan di situ, termasuk kepentingan politik. Saya betul-betul ingin membina timnas kita dengan baik,” ujar Isran.
Selesailah sudah segala sesuatu berkaitan dengan BTN sebagai Badan Tim Nasional yang Indenpenden dimana ide besarnya berasal dari Menpora Roy Suryo,  dengan niat awal dan misi yang sudah bergeser dari semestinya,  dan sepertinya tidak dibutuhkan lagi karena dengan gaya kepemimpinan “Manajemen One Man Show” dari LNM akan membenturkan semua aturan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Tinggalkan Komentarnya Dulur
EmoticonEmoticon