Belanda?”
dan “Tiket beli dimana nih?”. Maaf kawan-kawan semua, Saya telah
menggantungkan Syal kebanggaan MERAH PUTIH bertuliskan INDONESIA 1945
disudut kamarku tercinta. Bukan berarti aku tidak cinta dengan Timnas
kita lagi, tapi Passion dan gairah itu telah sirna bersama didepaknya
Exco PSSI yang revolusioner yaitu Bang Sihar Sitorus di PSSI.
Pada Pertandingan ujicoba International antara Timnas Indonesia vs Belanda pada hari Jumat (7/6/2013) malam yang lalu Banyak teman-teman menanyakan ke saya “Nonton tidak Indonesia vs
Photo ini diambil ketika kami Esa Maulana, Ninthia Rachma Dhita, Andi Wido (tdk ada dlm foto) dan Ade Ragata menyaksikan Timnas Indonesia berlaga di Piala AFF 2012 di Bukit Jalil Malaysia dan secara tidak sengaja bertemu Bang Sihar didalam Stadion. Kala Itu kita melawan Singapura pada pertandingan kedua. Setelah pada pertandingan pertama kita ditahan 2 -2 oleh Laos dan Singapura berhasil menekuk Tuan Rumah Malaysia 3-0. Pertandingan terasa begitu berat mengetahui Singapura begitu Digdaya pada Piala AFF ini dgn pelatih berpengalaman Avramovic dan pemain2 Naturalisasinya serta persiapan matang tanpa gangguan dari kisruh Federasi. Bahkan Pada gelaran Piala Tiger 2004 (cikal bakal Piala AFF) kita bertemu Singapura di Final, masih dengan Format Final Home and away kita dilatih oleh Peter White dan diperkuat pemain2 Terbaik dari Liga ISL yang paling Profesional se Asean (ini klaim para pendukung dan pelakunya…:D) ada Boaz duet Ilham jaya Kesuma, Maully lessy, Kurniawan DJ, Charis Yulianto, Syamsul Bahri, Firman Utina dll kita masih Keok di GBK 1-3 dan away ke Singapura kita dibekap 2-1.
Pada Pertandingan itu kita pendukung Timnas Indonesia menempati sisi belakang gawang. Dan Khusus untuk Orang Indon (begitulah Orang Malingsial menyebut kami) kita didiskriminasi dan di cap sebagai perusuh dan Bangsa yang buat mereka layak direndahkan. Berbeda dengan para suporter dari Singapura dan Laos mereka diberi tempat di sekitar VIP. Walau jumlah kita tidak sebanyak bila nonton di GBK tapi kami bernyanyi dan berbaur dengan Masyarakat Indonesia yang sudah lama menetap di KL. Begitu terasa rasa Nasionalisme untuk mendukung Timnas Indonesia bila kita mendukung langsung di Negara Orang. Pertandingan begitu seru, 45 menit pertama kita lebih banyak ditekan oleh Singapura yang memang secara organisasi permainan mereka lebih solid, karena dipersiapkan dengan matang dan pemain2 yang dipanggil memenuhi panggilan Federasi. Tidak seperti kita, Pelatih Nil Maizar mencoba untuk memanggil pemain-pemain terbaik yang ada di kompetisi ISL serta IPL, tapi karena sarat kepentingan dan panggilan negara harus lewat penguasa Lama PSSI yang kala itu tersingkir di Federasi, pemain2 ISL tidak boleh bergabung karena alasan yang buat mereka dibuat-buat. Kredit khusus buat Bambang Pamungkas (BEPE20) yang memenuhi panggilan timnas Indonesia walaupun dikucilkan oleh kelompok KPSI pemegang kekuasaan ISL. Pada 45 menit babak kedua permainan Timnas Indonesia lebih trengginas dengan memasukkan Andik Vermansyah dan BEPE20 menggantikan ellie Aiboy dan M Rahmat . Tapi jantung ini masih berdegup kencang jika Pemain depan Singapura menekan kedua Full back kita Wahyu Widji dan Fahrudin. Tapi keajaiban itu hadir dimenit 86, bermula dari pelanggaran dari Shi Jiayi terhadap penetrasi Andik kejantung sisi kiri pertahanan Singapura, Tendangan bebas diambil sendiri oleh Andik dan didekatnya ada Taufik. Bola diberikan pelan ke Taufik oleh Andik dan ditahan oleh Taufik, dan Andik langsung mengeksekusi Bola ke tiang Jauh sisi kiri gawang Singapura dan GOLLL!!!, Kita semua bersorak entah apa yang kita pikirkan saat itu hanya Bersorak bergembira menyambut GOL Andik ke gawang Singapura. Tak terasa Mata ini meneteskan Airmata kebahagiaan, setelah mengikuti proses Pembentukan Timnas Emprit kata mereka, Timnas yang tidak disertai pemain2 terbaik ISL. Jikalau para petinggi KPSI dan Yang terhormat Bpk Nirwan Bakrie mengatasnamakan Negara dan memberikan Izin kepada pemain2 ISL bergabung seperti Squad pada timnas Melawan Arab Saudi, saya kira kita pantas menggondol Piala AFF 2012 lalu. Tapi sudahlah hanya mereka yang pantas mengelola sepakbola negeri ini……..
Setelah pertandingan usai, kita masih diselimuti rasa kegembiraan yang luar biasa. Rasa yang belum pernah kita rasakan selama ini. Timnas Emprit bisa menumbangkan Timnas Singapura yang sudah menggenggam Juara Piala AFF (Piala Tiger thn 1996) sebanyak 4 kali, kemenangan ini belum pernah ditorehkan oleh para pemain2 ISL yang sebelumnya menghuni Timnas. Kita keluar Stadion megah Bukit Jalil untuk menuju stasiun MRT Bukit Jalil, perlu diketahui hanya ada 1 akses menuju Stadion yaitu hanya Stasiun Bukit Jalil, dan kita berpapasan dengan para Bangsat2 Ultras Malaya yang mereka datang untuk menyaksikan pertandingan kedua Malingsial vs Laos. Menuju ke stasiun MRT inilah kita diintimidasi dan ada yang kena pukul oleh para Ultras Malaya kepada kami yang jumlahnya tidak begitu banyak. Beruntung, teman kami Andi Wido balik lagi ke dalam stadion untuk mencari uang yang hilang ketika sorak sorai kami pas GOL andik ke gawang Singapura. Setelah kita cari tidak ada baru kita menelusuri jalan menuju Stasiun Bukit Jalil, tapi ada Suporter Malaysia yang memberikan aba-aba ke kami “menepi-nepi ada ultras Malaya” seraya kita menjadi tegang dan bersiap2 untuk menghadapi situasi yang tidak kita inginkan. setelah berjalan sekitar 300 meter kita bertemu dengan Rombongan Jersey Merah Putih yang menunggu suporter Timnas Indonesia untuk bersatu, “jika jumlah kita agak banyak Ultras Malaya akan berpikir 2 kali untuk menyerang kita” begitulah kata Suporter Indonesia yang telah lama tinggal di KL. Setelah jumlah kita sudah begitu banyak, dan suporter-suporter perempuan ditempatkan ditengah dan kita yang laki-laki mengelilingi dan melindungi dengan siap siaga untuk menerima serangan fisik dari Ultras Malaya, kita berjala pelan-pelan menuju Stasiun Bukit Jalil. Selama perjalanan yang menegangkan, inilah yang saya rasakan mendukung Timnas INDONESIA dibawah tekanan dan INTIMIDASI suporter tuan rumah, tidak ada rasa Nasionalisme yang lebih tinggi saat itu. Tapi yang Maha Kuasa masih melindungi kami, selama perjalanan yang menegangkan kita tidak menemui Ultras Malaya yang mungkin sudah memasuki Stadion Untuk menyaksikan Malaysia vs Laos. Kita bertiga sampai ke Stasiun dan menunggu MRT datang sambil menanyakan kepada teman2 Suporter yang menerima siksaan fisik dari para Ultras Malaya. Inilah Perjuangan sesungguhnya, mendukung tanpa melihat darimana Pemain2 itu berasal.
Kita ketahui kita gagal di fase group Piala AFF 2012, bukan salah Nil Maizar tapi keangkuhanlah yang mengalahkan Timnas Indonesia saat itu. Sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa PSSI secara tidak tertulis sudah kepunyaan dari yang terhormat Bapak Nirwan Bakrie dan kala itu beliau tersingkir oleh pengurus baru, dan kendaraan beliau adalah KPSI yang saat ini telah sukses kembali memasuki PSSI untuk mengurus Sepakbola Indonesia. Saya pribadi tidak ada kebencian kepada Beliau tapi faktanya sudah hampir 13thn beliau menguasai PSSI sudahkah prestasi yang direnggut? mohon maaf kalau hanya sebagai Juara 2 di ajang AFF 2010 dan 2004 itu bukan prestasi yang membanggakan, dan para pengurus KPSI yg sekarang ini merasuki PSSI adalah para pengurus yang sama sekali tidak tahu apa itu pengelolaan Sepakbola Modern. Buktinya mereka diberikan waktu jaman Nurdin apakah mereka sudah memberikan prestasi yang luar biasa? kalau ukurannya Liga yang ramai, kita sudah dibodohi dengan keramaian yang semu. Hakikat prestasi adalah Juara di TUrnamen international dan KLub. Dengan Segala hormat, dengan tersingkirnya bang Sihar dari Jajaran Exco telah menguburkan lagi pengelolaan Sepakbola yang jauh dari Praktek Politisasi disemua Hajatan Sepak Bola Indonesia. Saya menggantungkan Syal dan nonton langsung di GBK karena memang ditangan-tangan mereka (aka KPSI) sepakbola kita tidak akan maju, malah mundur. Nanti pada saat nya bila PSSi diisi oleh orang2 yang Profesional layaknya Ko Ahok, yang galak dan cerdas saya akan suka cita mendatangi GBK dengan asa yang membumbung tinggi. Selamat Bertanding Timnas Indonesia…The Real Garuda…..yang pemainnya hanya mau main bila yang mengurusinya dari eks Para pengurus lama. Saatnya menjadi Suporter Layar Kaca dan memberikan Kritik yang membangun utk Skuad GARUDA.
Pada Pertandingan ujicoba International antara Timnas Indonesia vs Belanda pada hari Jumat (7/6/2013) malam yang lalu Banyak teman-teman menanyakan ke saya “Nonton tidak Indonesia vs
Photo ini diambil ketika kami Esa Maulana, Ninthia Rachma Dhita, Andi Wido (tdk ada dlm foto) dan Ade Ragata menyaksikan Timnas Indonesia berlaga di Piala AFF 2012 di Bukit Jalil Malaysia dan secara tidak sengaja bertemu Bang Sihar didalam Stadion. Kala Itu kita melawan Singapura pada pertandingan kedua. Setelah pada pertandingan pertama kita ditahan 2 -2 oleh Laos dan Singapura berhasil menekuk Tuan Rumah Malaysia 3-0. Pertandingan terasa begitu berat mengetahui Singapura begitu Digdaya pada Piala AFF ini dgn pelatih berpengalaman Avramovic dan pemain2 Naturalisasinya serta persiapan matang tanpa gangguan dari kisruh Federasi. Bahkan Pada gelaran Piala Tiger 2004 (cikal bakal Piala AFF) kita bertemu Singapura di Final, masih dengan Format Final Home and away kita dilatih oleh Peter White dan diperkuat pemain2 Terbaik dari Liga ISL yang paling Profesional se Asean (ini klaim para pendukung dan pelakunya…:D) ada Boaz duet Ilham jaya Kesuma, Maully lessy, Kurniawan DJ, Charis Yulianto, Syamsul Bahri, Firman Utina dll kita masih Keok di GBK 1-3 dan away ke Singapura kita dibekap 2-1.
Pada Pertandingan itu kita pendukung Timnas Indonesia menempati sisi belakang gawang. Dan Khusus untuk Orang Indon (begitulah Orang Malingsial menyebut kami) kita didiskriminasi dan di cap sebagai perusuh dan Bangsa yang buat mereka layak direndahkan. Berbeda dengan para suporter dari Singapura dan Laos mereka diberi tempat di sekitar VIP. Walau jumlah kita tidak sebanyak bila nonton di GBK tapi kami bernyanyi dan berbaur dengan Masyarakat Indonesia yang sudah lama menetap di KL. Begitu terasa rasa Nasionalisme untuk mendukung Timnas Indonesia bila kita mendukung langsung di Negara Orang. Pertandingan begitu seru, 45 menit pertama kita lebih banyak ditekan oleh Singapura yang memang secara organisasi permainan mereka lebih solid, karena dipersiapkan dengan matang dan pemain2 yang dipanggil memenuhi panggilan Federasi. Tidak seperti kita, Pelatih Nil Maizar mencoba untuk memanggil pemain-pemain terbaik yang ada di kompetisi ISL serta IPL, tapi karena sarat kepentingan dan panggilan negara harus lewat penguasa Lama PSSI yang kala itu tersingkir di Federasi, pemain2 ISL tidak boleh bergabung karena alasan yang buat mereka dibuat-buat. Kredit khusus buat Bambang Pamungkas (BEPE20) yang memenuhi panggilan timnas Indonesia walaupun dikucilkan oleh kelompok KPSI pemegang kekuasaan ISL. Pada 45 menit babak kedua permainan Timnas Indonesia lebih trengginas dengan memasukkan Andik Vermansyah dan BEPE20 menggantikan ellie Aiboy dan M Rahmat . Tapi jantung ini masih berdegup kencang jika Pemain depan Singapura menekan kedua Full back kita Wahyu Widji dan Fahrudin. Tapi keajaiban itu hadir dimenit 86, bermula dari pelanggaran dari Shi Jiayi terhadap penetrasi Andik kejantung sisi kiri pertahanan Singapura, Tendangan bebas diambil sendiri oleh Andik dan didekatnya ada Taufik. Bola diberikan pelan ke Taufik oleh Andik dan ditahan oleh Taufik, dan Andik langsung mengeksekusi Bola ke tiang Jauh sisi kiri gawang Singapura dan GOLLL!!!, Kita semua bersorak entah apa yang kita pikirkan saat itu hanya Bersorak bergembira menyambut GOL Andik ke gawang Singapura. Tak terasa Mata ini meneteskan Airmata kebahagiaan, setelah mengikuti proses Pembentukan Timnas Emprit kata mereka, Timnas yang tidak disertai pemain2 terbaik ISL. Jikalau para petinggi KPSI dan Yang terhormat Bpk Nirwan Bakrie mengatasnamakan Negara dan memberikan Izin kepada pemain2 ISL bergabung seperti Squad pada timnas Melawan Arab Saudi, saya kira kita pantas menggondol Piala AFF 2012 lalu. Tapi sudahlah hanya mereka yang pantas mengelola sepakbola negeri ini……..
Setelah pertandingan usai, kita masih diselimuti rasa kegembiraan yang luar biasa. Rasa yang belum pernah kita rasakan selama ini. Timnas Emprit bisa menumbangkan Timnas Singapura yang sudah menggenggam Juara Piala AFF (Piala Tiger thn 1996) sebanyak 4 kali, kemenangan ini belum pernah ditorehkan oleh para pemain2 ISL yang sebelumnya menghuni Timnas. Kita keluar Stadion megah Bukit Jalil untuk menuju stasiun MRT Bukit Jalil, perlu diketahui hanya ada 1 akses menuju Stadion yaitu hanya Stasiun Bukit Jalil, dan kita berpapasan dengan para Bangsat2 Ultras Malaya yang mereka datang untuk menyaksikan pertandingan kedua Malingsial vs Laos. Menuju ke stasiun MRT inilah kita diintimidasi dan ada yang kena pukul oleh para Ultras Malaya kepada kami yang jumlahnya tidak begitu banyak. Beruntung, teman kami Andi Wido balik lagi ke dalam stadion untuk mencari uang yang hilang ketika sorak sorai kami pas GOL andik ke gawang Singapura. Setelah kita cari tidak ada baru kita menelusuri jalan menuju Stasiun Bukit Jalil, tapi ada Suporter Malaysia yang memberikan aba-aba ke kami “menepi-nepi ada ultras Malaya” seraya kita menjadi tegang dan bersiap2 untuk menghadapi situasi yang tidak kita inginkan. setelah berjalan sekitar 300 meter kita bertemu dengan Rombongan Jersey Merah Putih yang menunggu suporter Timnas Indonesia untuk bersatu, “jika jumlah kita agak banyak Ultras Malaya akan berpikir 2 kali untuk menyerang kita” begitulah kata Suporter Indonesia yang telah lama tinggal di KL. Setelah jumlah kita sudah begitu banyak, dan suporter-suporter perempuan ditempatkan ditengah dan kita yang laki-laki mengelilingi dan melindungi dengan siap siaga untuk menerima serangan fisik dari Ultras Malaya, kita berjala pelan-pelan menuju Stasiun Bukit Jalil. Selama perjalanan yang menegangkan, inilah yang saya rasakan mendukung Timnas INDONESIA dibawah tekanan dan INTIMIDASI suporter tuan rumah, tidak ada rasa Nasionalisme yang lebih tinggi saat itu. Tapi yang Maha Kuasa masih melindungi kami, selama perjalanan yang menegangkan kita tidak menemui Ultras Malaya yang mungkin sudah memasuki Stadion Untuk menyaksikan Malaysia vs Laos. Kita bertiga sampai ke Stasiun dan menunggu MRT datang sambil menanyakan kepada teman2 Suporter yang menerima siksaan fisik dari para Ultras Malaya. Inilah Perjuangan sesungguhnya, mendukung tanpa melihat darimana Pemain2 itu berasal.
Kita ketahui kita gagal di fase group Piala AFF 2012, bukan salah Nil Maizar tapi keangkuhanlah yang mengalahkan Timnas Indonesia saat itu. Sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa PSSI secara tidak tertulis sudah kepunyaan dari yang terhormat Bapak Nirwan Bakrie dan kala itu beliau tersingkir oleh pengurus baru, dan kendaraan beliau adalah KPSI yang saat ini telah sukses kembali memasuki PSSI untuk mengurus Sepakbola Indonesia. Saya pribadi tidak ada kebencian kepada Beliau tapi faktanya sudah hampir 13thn beliau menguasai PSSI sudahkah prestasi yang direnggut? mohon maaf kalau hanya sebagai Juara 2 di ajang AFF 2010 dan 2004 itu bukan prestasi yang membanggakan, dan para pengurus KPSI yg sekarang ini merasuki PSSI adalah para pengurus yang sama sekali tidak tahu apa itu pengelolaan Sepakbola Modern. Buktinya mereka diberikan waktu jaman Nurdin apakah mereka sudah memberikan prestasi yang luar biasa? kalau ukurannya Liga yang ramai, kita sudah dibodohi dengan keramaian yang semu. Hakikat prestasi adalah Juara di TUrnamen international dan KLub. Dengan Segala hormat, dengan tersingkirnya bang Sihar dari Jajaran Exco telah menguburkan lagi pengelolaan Sepakbola yang jauh dari Praktek Politisasi disemua Hajatan Sepak Bola Indonesia. Saya menggantungkan Syal dan nonton langsung di GBK karena memang ditangan-tangan mereka (aka KPSI) sepakbola kita tidak akan maju, malah mundur. Nanti pada saat nya bila PSSi diisi oleh orang2 yang Profesional layaknya Ko Ahok, yang galak dan cerdas saya akan suka cita mendatangi GBK dengan asa yang membumbung tinggi. Selamat Bertanding Timnas Indonesia…The Real Garuda…..yang pemainnya hanya mau main bila yang mengurusinya dari eks Para pengurus lama. Saatnya menjadi Suporter Layar Kaca dan memberikan Kritik yang membangun utk Skuad GARUDA.
Tinggalkan Komentarnya Dulur
EmoticonEmoticon